Selasa, 23 Agustus 2011

PROPOSAL PTK


A.        Judul Penelitian :
Model Pembelajaran Penerapan Konsep
Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang
Luas Bangun Datar di Kelas VI SDN I Ciangir
      Bidang Kajian           :   Metode Pembelajaran

B.         Pendahuluan
Matematika merupakan salah satu komponen penting dalam kurikulum Sekolah Dasar 2004. Pembelajaran matematika dipelajari dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui penyelidikan, eksplorasi dan eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir yang kritis.

Salah satu bagian dari materi matematika yang dapat mengembangkan kemampuan siswa  dalam berpikir logis dan mengembangkan kreativitas siswa adalah materi geometri. Materi geometri di Sekolah Dasar diajarkan pada setiap jenjang kelas mulai dari kelas I sampai kelas VI secara berkesinambungan. Materi geometri di kelas VI pada kurikulum 2004 dimulai dengan pembelajaran mengenai sudut, penggunaan konsep luas dan luas bangun datar sampai dengan kesimetrian dalam bangun datar, dan pembelajaran mengenai unsur-unsur bangun ruang.

Materi pelajaran geometri dapat dikategorikan kepada materi yang cukup sukar serta memerlukan pemahaman yang cukup tinggi. Dengan demikian, dalam mengajarkan materi geometri, seorang guru harus dapat menyajikan materi awal secara konkrit , dan menghubungkan pembelajaran geometri dengan benda-benda nyata sehingga siswa dapat memahami materi dengan mudah. Pernyataan tersebut didasarkan atas pandangan Dienes (Ruseffendi, 1990:40) yang menyatakan bahwa “konsep dapat dipelajari dengan baik oleh siswa bila penyajiannya dimulai dengan benda-benda konkrit yang beraneka ragam.

Pendapat yang senada juga dikemukakan oleh Bruner (Arends, 1998:223) yang menyatakan bahwa :
Children learn at different three distinct modes of learning : (1) learning by doing, called the enactive mode, (2) learning by forming mental images, called the iconic modes, and (3) learning throught a series of abstract symbols or representations, called the symbolic mode.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tahap kemampuan berpikir anak usia Sekolah Dasar harus dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat nyata. Untuk memudahkan siswa dalam mempelajari luas bangun datar, proses pembelajaran diperlukan alat peraga sebagai konsep.
Keberhasilan pembelajaran juga ditentukan oleh suasana kelas yang diciptakan guru dan bagaimana guru menyampaikan materi ajarnya kepada siswa. Menurut Uzer Usman(1995:19) kemampuan menciptakan iklim belajar mengajar yang dapat melalui pengelolaan kelas yang baik, memungkinkan siswa merasa aman untuk belajar. Dengan Demikian guru harus dapat memilih dan menggunakan model dan metode pembelajaran yang dapat menunjang siswa dalam memahami materi yang diajarkan.
Dominasi guru dalam proses pembelajaran menjadi salah satu faktor yang menyebabkan siswa sukar untuk mempelajari materi luas bangun datar. Kesulitan-kesulitan tersebut timbul karena guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Dengan demikian mengakibatkan siswa tidak dapat mencapai tingkat pemahaman yang ditargetkan. Kesulitan yang dialami siswa lebih diperjelas oleh prestasi belajar matematika yang rendah, terutama dalam materi geometri.
Kesulitan yang dialami siswa pada saat mempelajari materi luas bangun datar juga disebabkan karena siswa tidak memiliki kemampuan prasyarat atau tidak dipelajari secara berurutan. Materi geometri seharusnya dipelajari secara hierarki. Sebagai contoh, sebelum siswa mempelajari bangun ruang, siswa harus menguasai materi bangun datar terlebih dahulu.
Dalam mempelajari materi bangun datar, siswa akan sulit memahami tentang luas bangun datar apabila belum memahami materi keliling bangun datar. Materi keliling bangun datar pun akan sulit dipahami siswa apabila siswa belum menguasai unsure-unsur atau konsep bangun datar itu sendiri.
Temuan peneliti di lapangan, kesulitan yang dialami siswa pada saat mempelajari luas bangun datar, diakibatkan oleh siswa kurang memahami konsep bangun datar, seperti konsep panjang, lebar, dan sifat-sifat bangun datar itu sendiri. Berdasarkan temuan awal tersebut, maka peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian tindakan kelas, yang bertujuan untuk mengulangi kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari luas bangun datar. Alternative pemecahan masalah yang akan dilaksanakan oleh peneliti adalah dengan mencoba menerapkan model pembelajaran penerapan konsep dalam pembelajaran luas bangun datar.

C.        Perumusan dan Pemecahan Masalah
Perumusan Masalah
Secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana model pembelajaran penerapan konsep dalam pembelajaran luas bangun datar untuk siswa kelas VI sekolah dasar.
Masalah tersebut dijabarkan ke dalam rumusan yang lebih khusus, yaitu
1.      Bagaimana pemahaman siswa kelas VI sekolah dasar pembelajaran luas bangun datar menggunakan model pembelajaran penerapan konsep.
2.      Bagaimana siswa kelas VI sekolah dasar mengaplikasikan pemahaman konsep luas bangun datar ke dalam pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran penerapan konsep?
3.      Bagaimana hasil pembelajaran materi luas bangun datar dengan menggunakan model pembelajaran penerapan konsep?

Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah tersebut akan dilaksanakan tindakan kelas terdiri dari siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Tahap penelitian tindakan kelas terdiri atas (1) Perencanaan (planning), (2) Pelaksanaan Tindakan (action), (3) Observasi (Observation), dan (4) Refleksi (refleksion) dalam setiap siklus, dengan berpatokan pada refleksi awal.

D.       Tujuan Penelitian
Penelitian ini untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran luas bangun datar dikelas VI sekolah dasar dengan menggunakan model pembelajaran penerapan konsep terhadap pemahaman konseptual dan sikap siswa dalam belajar.

E.        Secara khusus penelitian ini berupaya untuk :
1.      Membantu siswa kelas VI sekolah dasar dalam memahami materi luas bangun datar dengan menggunakan model pencapaian konsep.
2.      Membantu siswa kelas VI sekolah dasar dalam mengaplikasikan pemahaman terhadap konsep luas bangun datar ke dalam pemecahan masalah.
3.      Memperoleh hasil yang optimal dari pembelajaran luas bangun datar dengan menggunakan model pembelajaran penerapan konsep.

Prosedur Penelitian
1.      Setting Penelitian
Tempat
Kelas VI SDN 1 Ciangir Kecamatan Cibingbin
Subjek penelitian
Siswa sekolah dasar sebanyak 32 orang
Fokus penelitian
Proses pembelajaran luas bangun datar di kelas VI sekolah dasar

2.      Langkah Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman konseptual siswa kelas VI sekolah dasar terhadap materi luas bangun datar.

Persiapan
1.      Permintaan izin kepala SDN 1 Ciangir Kecamatan Cibingbin permintaan izin dapat diperoleh dengan mudah, karena peneliti termasuk salah satu tenaga pengajar di SDN 1 Ciangir sehingga kepala sekolah beserta guru-guru lainnya bersedia memberikan dukungan dalam melaksanakan penelitian ini.
2.      Observasi dan wawancara
Kegiatan observasi dan wawancara, dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai kondisi dan situasi SDN 1 Ciangir secara keseluruhan, terutama siswa kelas VI yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian.
3.      Identifikasi permasalahan
Kegiatan ini dilakukan mulai dari menelaah kurikulum 2005 mata pelajaran matematika kelas VI sekolah dasar, standar kompetensi hasil belajar yang di inginkan, indikator, materi (pokok bahasan dan sub pokok bahasan) dan buku sumber.
4.      Merumuskan model pembelajaran yang akan digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi luas bangun datar di kelas VI sekolah dasar.
5.      Membuat rencana pembelajaran (silabus) berdasarkan tahapan yang diisyaratkan dalam model pencapaian konsep.
6.      Menyusun/menetapkan teknik pemantauan pada setiap tahapan penelitian.

Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses/kegiatan belajar mengajar, evaluasi, dan refleksi yang dilakukan pada setiap siklusnya.

3.      Rancangan Penelitian

Secara lebih rinci rencana tindakan untuk setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut :
A.      Siklus  I
Tindakan 1
Materi               :    Bangun datar persegi panjang (unsure-unsur persegi panjang)
-          Banyak sisi panjang
-          Banyak sisi lebar
Media                :    Model dan gambar bangun datar persegi panjang
Pembelajaran   :    Teori belajar yang digunakan adalah teori Van Hiele melaui 3 tahapan model pencapaian konsep.
Evaluasi             :    Dilakukan selama proses pembelajaran dalam bentuk LKS

Tindakan 2
Materi               :    Bangun datar segitiga (unsure-unsur segitiga)
-          Banyak sisi
-          Banyak titik sudut
-          Banyak sudut
Media                :    Model dan gambar bangun datar segitiga
Pembelajaran   :    Teori belajar yang digunakan adalah teori Van Hiele melalui 3 tahapan model pencapaian konsep.
Evaluasi             :    Dilakukan selama proses pembelajaran dalam bentuk LKS.

Tindakan 3
Evaluasi secara individu dengan materi gabungan dari tindakan 1 dan tindakan 2.

Tindakan 3a
Tindakan 3a dilakukan apabila tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dibelajarkan pada tindakan 1 dan 2 kurang 65% .

B.      Siklus II
Tindakan 1
Materi               :    Bangun datar persegi panjang
-          Menentukan luas persegi panjang
Media                :    Model dan gambar bangun datar persegi panjang
                               Contoh : Luas persegi panjang diperoleh dengan
                               Rumus : Luas = panjang x lebar

Pembelajaran   :    Teori belajar yang digunakan adalah teori Van Hiele melalui 3 tahapan model pencapaian konsep.
Evaluasi             :    Dilakukan selama proses pembelajaran dalam bentuk LKS.

Tindakan 2
Materi               :    Bangun datar segitiga
-          Menentukan luas segitiga
Media                :    Model dan gambar bangun datar segitiga
                               Contoh : Luas segitiga diperoleh dengan rumus :
                               Luas =      alas  x Tinggi
Pembelajaran   :    Teori belajar yang digunakan adalah teori Van Hiele melalui 3 tahapan model pencapaian konsep.
Evaluasi             :    Dilakukan selama proses pembelajaran dalam bentuk LKS

Tindakan 3
Evaluasi secara individu dengan materi gabungan dari tindakan 1 dan tindakan 2….

Tindakan 3a
Tindakan 3a dilakukan apabila tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dibelajarkan pada tindakan 1 dan 2 kurang 65%.

C.      Siklus III
Tindakan 1
Materi               :    Bangun datar persegi panjang
-          Menggambar dan membuat bangun datar persegi panjang dengan luas yang sudah ditentukan.
Media                :    Model dan gambar bangun datar persegi panjang
                               Contoh : Gambar persegi panjang yang mempunyai luas 30 cm2



                               6 cm                                                  
                                                                                               10 cm
        5  cm                                             atau  3cm



Pembelajaran   :    Teori belajar yang digunakan adalah teori Van Hiele melalui 3 tahapan model pencapaian konsep
Evaluasi             :    Dilakukan selama proses pembelajaran dalam bentuk LKS

Tindakan 2
Materi               :    Bangun datar segitiga
-       Menggambar dan membuat bangun datar segitiga dengan luas yang sudah ditentukan
Media                :    Model dan gambar bangun datar segitiga
                               Contoh : Gambar segitiga dengan luas 12 cm








 

5 cm                         5 cm                       atau                     4 cm             5 cm

                 6 cm                                                                                  3 cm

Pembelajaran   :    Teori belajar yang digunakan adalah teori Van Hiele melalui 3 tahapan model pencapaian konsep
Evaluasi             :    Dilakukan selama proses pembelajaran dalam bentuk LKS

Tindakan 3
Evaluasi secara individu dengan materi gabungan dari tindakan 1 dan tindakan 2.

Tindakan 3a
Tindakan 3a dilakukan apabila tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dibelajarkan pada Tindakan 1 dan 2 kurang 65 %

4.      Instrumen Pemantauan Evaluasi
Instrumen penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, lembar kerja siswa (LKS), soal evaluasi dan kamera.


5.      Kriteria dan Ukuran Keberhasilan Tujuan
Kriteria dan ukuran keberhasilan tujuan penelitian, ditentukan berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa secara individu dan kelompok, analisis observasi, lembar wawancara, catatan lapangan serta hasil triangulasi.

6.      Analisis Data Untuk Pengujian
Data yang diperoleh akan dianalisis pada setiap kegiatan sebagai pengujian terhadap hipotesis tindakan yang telah dirumuskan. Analisis data tersebut dilakukan dengan cara membandingkan transkip setiap instrument kegiatan atau hasil kerja siswa. Teknik analisis data yang digunakan, yaitu analisis data kualitatif dengan menggunakan prosentase dan analisis data kuantitatif yang dilakukan dengan mencari x dan variansi.

7.      Jadwal Kegiatan Penelitian
Kegiatan
Waktu Pelaksanaan (bulan)
I
II
III
IV
V
VI
Penyusunan proposal
4 s/d 5 juli 2011





Pelaksanaan siklus I
Tindakan 1
Tindakan 2
Tindakan 3



22-09-2011
27-09-2011
19-09-2011




Pelaksanaan siklus II
Tindakan 1
Tindakan 2
Tindakan 3



4-10-2011
6-10-2011
11-10-2011



Pelaksanaan siklus III
Tindakan 1
Tindakan 2
Tindakan 3





13-10-2011
18-10-2011
20-10-2011


Penyusunan draf hasil penelitian






Laporan hasil penelitian







Untuk mencari x dan variansi (Koswara, 1993 : 109) digunakan rumus sebagai berikut :

                        

Keterangan :
x             =   Rata-rata hitung
n            =   banyak sample
f1 x 1     =   hasil perkalian skor dengan frekuensi skor
s2            =   variansi
Sx          =   jumlah skor secara keseluruhan
( Sx )2     =   jumlah kuadrat setiap skor

DAFTAR PUSTAKA

1.      Depdiknas dirjen diknasmen direktorat Tenaga Kependidikan, 2001, Menganalisis Hasil Belajar/Bimbingan siswa, guru dan Sumber daya pendidikan. Jakarta
2.      Depdikdas, 2003. Kurikulum 2004 Standar kompetensi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta
3.      Koswara, udin (1993). Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah untuk angka Kredit Guru SD Bandung, PT. Bandung Intermediary Utama.
4.      Usman Uzer (1995). Learning to teach, Singapore : MoGraw-Hill Companies.Inc.
5.      Russeffendi (1993). Pendidikan Matematika 3 Jakarta : Depdikbud

Tidak ada komentar:

Posting Komentar